Saturday, August 31, 2013
Thursday, August 29, 2013
Penulisan Kata
penulisan kata
Berikut adalah ringkasan pedoman umum penulisan kata.
1. Kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan. Contoh: Ibu percaya bahwa engkau tahu.
2. Kata turunan (lihat pula penjabaran di bagian Kata turunan)
1. Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasar. Contoh: bergeletar, dikelola [1].
2. Jika kata dasar berbentuk gabungan kata, awalan atau akhiran ditulis serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya. Tanda hubung boleh digunakan untuk memperjelas. Contoh: bertepuk tangan, garis bawahi
3. Jika kata dasar berbentuk gabungan kata mendapat awalan dan akhiran sekaligus, unsur gabungan ditulis serangkai. Tanda hubung boleh digunakan untuk memperjelas. Contoh: menggarisbawahi, dilipatgandakan.
4. Jika salah satu unsur gabungan hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan kata ditulis serangkai. Contoh: adipati, mancanegara.
5. Jika kata dasar huruf awalnya adalah huruf kapital, diselipkan tanda hubung. Contoh: non-Indonesia.
3. Bentuk ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung, baik yang berarti tunggal (lumba-lumba, kupu-kupu), jamak (anak-anak, buku-buku), maupun yang berbentuk berubah beraturan (sayur-mayur, ramah-tamah).
4. Gabungan kata atau kata majemuk
1. Gabungan kata, termasuk istilah khusus, ditulis terpisah. Contoh: duta besar, orang tua, ibu kota, sepak bola.
2. Gabungan kata, termasuk istilah khusus, yang mungkin menimbulkan kesalahan pengertian, dapat ditulis dengan tanda hubung untuk menegaskan pertalian. Contoh: alat pandang-dengar, anak-istri saya.
3. Beberapa gabungan kata yang sudah lazim dapat ditulis serangkai. Lihat bagian Gabungan kata yang ditulis serangkai.
5. Kata ganti (kau-, ku-, -ku, -mu, -nya) ditulis serangkai. Contoh: kumiliki, kauambil, bukumu, miliknya.
6. Kata depan atau preposisi (di [1], ke, dari) ditulis terpisah, kecuali yang sudah lazim seperti kepada, daripada, keluar, kemari, dll. Contoh: di dalam, ke tengah, dari Surabaya.
7. Artikel si dan sang ditulis terpisah. Contoh: Sang harimau marah kepada si kancil.
8. Partikel
1. Partikel -lah, -kah, dan -tah ditulis serangkai. Contoh: bacalah, siapakah, apatah.
2. Partikel -pun ditulis terpisah, kecuali yang lazim dianggap padu seperti adapun, bagaimanapun, dll. Contoh: apa pun, satu kali pun.
3. Partikel per- yang berarti "mulai", "demi", dan "tiap" ditulis terpisah. Contoh: per 1 April, per helai.
9. Singkatan dan akronim. Lihat Wikipedia:Pedoman penulisan singkatan dan akronim.
10. Angka dan bilangan. Lihat Wikipedia:Pedoman penulisan tanggal dan angka.
Berikut adalah ringkasan pedoman umum penulisan kata.
1. Kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan. Contoh: Ibu percaya bahwa engkau tahu.
2. Kata turunan (lihat pula penjabaran di bagian Kata turunan)
1. Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasar. Contoh: bergeletar, dikelola [1].
2. Jika kata dasar berbentuk gabungan kata, awalan atau akhiran ditulis serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya. Tanda hubung boleh digunakan untuk memperjelas. Contoh: bertepuk tangan, garis bawahi
3. Jika kata dasar berbentuk gabungan kata mendapat awalan dan akhiran sekaligus, unsur gabungan ditulis serangkai. Tanda hubung boleh digunakan untuk memperjelas. Contoh: menggarisbawahi, dilipatgandakan.
4. Jika salah satu unsur gabungan hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan kata ditulis serangkai. Contoh: adipati, mancanegara.
5. Jika kata dasar huruf awalnya adalah huruf kapital, diselipkan tanda hubung. Contoh: non-Indonesia.
3. Bentuk ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung, baik yang berarti tunggal (lumba-lumba, kupu-kupu), jamak (anak-anak, buku-buku), maupun yang berbentuk berubah beraturan (sayur-mayur, ramah-tamah).
4. Gabungan kata atau kata majemuk
1. Gabungan kata, termasuk istilah khusus, ditulis terpisah. Contoh: duta besar, orang tua, ibu kota, sepak bola.
2. Gabungan kata, termasuk istilah khusus, yang mungkin menimbulkan kesalahan pengertian, dapat ditulis dengan tanda hubung untuk menegaskan pertalian. Contoh: alat pandang-dengar, anak-istri saya.
3. Beberapa gabungan kata yang sudah lazim dapat ditulis serangkai. Lihat bagian Gabungan kata yang ditulis serangkai.
5. Kata ganti (kau-, ku-, -ku, -mu, -nya) ditulis serangkai. Contoh: kumiliki, kauambil, bukumu, miliknya.
6. Kata depan atau preposisi (di [1], ke, dari) ditulis terpisah, kecuali yang sudah lazim seperti kepada, daripada, keluar, kemari, dll. Contoh: di dalam, ke tengah, dari Surabaya.
7. Artikel si dan sang ditulis terpisah. Contoh: Sang harimau marah kepada si kancil.
8. Partikel
1. Partikel -lah, -kah, dan -tah ditulis serangkai. Contoh: bacalah, siapakah, apatah.
2. Partikel -pun ditulis terpisah, kecuali yang lazim dianggap padu seperti adapun, bagaimanapun, dll. Contoh: apa pun, satu kali pun.
3. Partikel per- yang berarti "mulai", "demi", dan "tiap" ditulis terpisah. Contoh: per 1 April, per helai.
9. Singkatan dan akronim. Lihat Wikipedia:Pedoman penulisan singkatan dan akronim.
10. Angka dan bilangan. Lihat Wikipedia:Pedoman penulisan tanggal dan angka.
Fungsi Bahasa
Konsep bahasa adalah alat untuk menyampaikan pikiran. Bahasa adalah
alat untuk beriteraksi atau alat untuk berkomunikasi, dalam arti alat
untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau perasaan.
Bagi sosiolinguistik konsep bahwa bahasa adalah alat atau berfungsi untuk menyampaikan pikiran dianggap terlalu sempit, sebab yang menjadi persoalan sosiolinguistik adalah “who speak what language to whom, when and to what end”. Oleh karena itu fungsi-fungsi bahasa dapat dilihat dari sudut penutur, pendengar, topic, kode dan amanat pembicaraan.
Ungkapan-ungkapan fatik ini biasanya juga disertai dengan unsur paralinguistik, seperti senyuman, gelengan kepala, gerak gerik tangan, air muka atau kedipan mata. Ungkapan-ungkapan tersebut jika tidak disertai unsure paralinguistik tidak mempunyai makna.
Bagi sosiolinguistik konsep bahwa bahasa adalah alat atau berfungsi untuk menyampaikan pikiran dianggap terlalu sempit, sebab yang menjadi persoalan sosiolinguistik adalah “who speak what language to whom, when and to what end”. Oleh karena itu fungsi-fungsi bahasa dapat dilihat dari sudut penutur, pendengar, topic, kode dan amanat pembicaraan.
- Fungsi Personal atau Pribadi
- Fungsi Direktif
- Fungsi Fatik
Ungkapan-ungkapan fatik ini biasanya juga disertai dengan unsur paralinguistik, seperti senyuman, gelengan kepala, gerak gerik tangan, air muka atau kedipan mata. Ungkapan-ungkapan tersebut jika tidak disertai unsure paralinguistik tidak mempunyai makna.
- Fungsi Referensial
- Fungsi Metalingual atau Metalinguistik
- Fungsi Imajinatif
Fungsi & Kedudukan Bahasa Indonesia
Bahasa mempunyai dua makna dasar yaitu suatu konsep abstrak dan juga sebagai suatu sistem linguistik yang memiliki sifat spesifik. Bahasa Indonesia merupakan contoh arti dasar sistem linguistik yang spesifik.
Fungsi Bahasa dapat dikategorikan menjadi dua yaitu fungsi umum dan fungsi khusus.
1. Sebagai alat yang dapat dipakai untuk mengungkapkan dan mengekspresikan perasaan.
Dengan menggunakan bahasa manusia dapat mengungkapkan maksud, gambaran, dan perasaan yang ada di hati dan pikiran kita secara terbuka. Ada dua alasan yang merangsang kita untuk berbahasa yaitu untuk menarik perhatian orang lain dan untuk membebaskan diri dari tekanan emosi.
2. Sebagai alat komunikasi.
Bahasa adalah penyalur maksud seseorang yang memungkinkan masyarakat untuk dapat bekerjasama. Ekspresi diri mengakibatkan terjadinya komunikasi. Penggunaan bahasa sebagai alat komunikasi,berarti memiliki maksud agar para pembaca maupun pendengar menjadi sasaran paling utama perhatian seseorang. Bahasa bisa dibilang komunikatif karena sifatnya yang umum. Sebagai makhluk sosial yang membutuhkan orang lain sebagai teman berkomunikasi, manusia menggunakan dua cara berkomunikasi, yakni verbal dan non-verbal.
Komunikasi verbal dilakukan melalui alat/media bahasa (tulis dan lisan), sedangkan komunikasi non-verbal dilakukan melalui media berupa aneka simbol, kode, isyarat, serta bunyi seperti mercusuar, sirine, tanda lalu lintas kemudian diterjemahkan ke bahasa manusia yang dipahami secara umum.
3. Sebagai alat berintegrasi dan beradaptasi sosial.
Ketika beradaptasi di lingkungan sosial, seseorang akan menggunakan bahasa tergantung situasi dan kondisi yang dihadapi. Seseorang akan memakai bahasa yang tidak standar ketika berbicara kepada teman dan memakai bahasa standar saat berbicara kepada orang yang lebih tua atau yang dihormati. Seseorang yang mampu menguasai bahasa suatu kaum, suku, bangsa akan lebih mudah berbaur, menyatu, dan menyesuaikan diri dengan lingkungan dimana dia berada.
4. Sebagai alat kontrol Sosial.
Bahasa berfungsi sebagai alat kontrol sosial yang dapat memengaruhi tingkah laku, sikap, serta tutur kata orang. Kontrol sosial bisa diterapkan pada diri sendiri dan juga masyarakat.
1. Mengadakan hubungan dalam pergaulan sehari- hari.
Manusia merupakan makhluk sosial yang membutuhkan komunikasi. Komunikasi tersebut dapat menggunakan bahasa formal dan non-formal.
2. Mewujudkan Seni (Sastra).
Bahasa bisa digunakan untuk mengungkapkan perasaan melalui media seni seperti puisi,syair, prosa dan lain-lain. Kadang kala bahasa yang dipakai memiliki makna konotasi yang membutuhkan pemahaman lebih untuk mengartikan makna yang terkandung.
3. Mempelajari bahasa- bahasa kuno.
Baasa dapt digunakan untuk mengetahui hal-hal atau peristiwa sejarah dari peninggalan tulisan-tulisan kuno
4. Mengeksploitasi IPTEK.
Pengetahuan yang ditemukan dan terus dikembangkan dapat didokumentasi agar tidak hilang dengan menggunakan bahasa atau tulisan.
Fungsi dan Kedudukan Bahasa Indonesia
Penjelasan fungsi bahasa Indonesia terdapat dalam UU No. 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, Lambang Negara, dan Lagu Kebangsaan. Pada Bagian Kesatu, Umum, Pasal 25 dijabarkan sebagai berikut:
Klik link diatas untuk membaca selengkapnya tentang fungsi dan kedudukan bahasa indonesia
Wednesday, August 28, 2013
Bahasa Indonesia Bahasa Persatuan
Pada masa perjuangan kemerdekaan Indonesia, Para pemuda dari seluruh Indonesia berkumpul dalam sebuah kongres yaitu Sumpah Pemuda. Dalam Kongres yang berlangsung dua kali tersebut dihasilkanlah Sumpah Pemuda yang salah satu isinya adalah
"Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia."
Kedudukan bahasa Indonesia sangat penting. Bahasa Indonesia adalah alat komunikasi pemersatu bangsa pada masa perjuangan kemerdekaan Indonesia. Bahasa Indonesia menjembatani perbedaan bahasa daerah masing-masing kemudian menyatukan perasaan seluruh bangsa Indonesia bahwa mereka adalah satu dan harus berjuan bersama melawan penjajah.
"Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia."
Kedudukan bahasa Indonesia sangat penting. Bahasa Indonesia adalah alat komunikasi pemersatu bangsa pada masa perjuangan kemerdekaan Indonesia. Bahasa Indonesia menjembatani perbedaan bahasa daerah masing-masing kemudian menyatukan perasaan seluruh bangsa Indonesia bahwa mereka adalah satu dan harus berjuan bersama melawan penjajah.
Thursday, August 22, 2013
X Factor Indonesia 2014
X Factor Indonesia kemungkinan akan segera digelar, kontes menyenyi nomer satu di Indonesia ini telah melahirkan banyak bintang berbakat yang memiliki potensi besar. Sebut saja Fatin Sidqia, Mika Angelo dll. Jangan sampai terlewatkan untuk mendaftar. Lihat info selengkapnya di
INFO X FACTOR INDONESIA
Thursday, August 8, 2013
Penulisan Imbuhan dalam Bahasa Indonesia
Jenis imbuhan
Jenis imbuhan dalam bahasa Indonesia dapat dikelompokkan menjadi:
1. Imbuhan sederhana; hanya terdiri dari salah satu awalan atau akhiran.
1. Awalan: me-, ber-, di-, ter-, ke-, pe-, per-, dan se-
2. Akhiran: -kan, -an, -i, -lah, dan -nya
2. Imbuhan gabungan; gabungan dari lebih dari satu awalan atau akhiran.
1. ber-an
2. di-kan dan di-i
3. diper-kan dan diper-i
4. ke-an dan ke-i
5. me-kan dan me-i
6. memper-kan dan memper-i
7. pe-an
8. per-an
9. se-an
10. ter-kan dan ter-i
3. Imbuhan spesifik; digunakan untuk kata-kata tertentu (serapan asing).
1. Akhiran: -man, -wan, -wati, dan -ita.
2. Sisipan: -in-,-em-, -el-, dan -er-.
Awalan me-
Pembentukan dengan awalan me- memiliki aturan sebagai berikut:
1. tetap, jika huruf pertama kata dasar adalah l, m, n, q, r, atau w. Contoh: me- + luluh → meluluh, me- + makan → memakan.
2. me- → mem-, jika huruf pertama kata dasar adalah b, f, p*, atau v. Contoh: me- + baca → membaca, me- + pukul → memukul*, me- + vonis → memvonis, me- + fasilitas + i → memfasilitasi.
3. me- → men-, jika huruf pertama kata dasar adalah c, d, j, atau t*. Contoh: me- + datang → mendatang, me- + tiup → meniup*.
4. me- → meng-, jika huruf pertama kata dasar adalah huruf vokal, k*, g, h. Contoh: me- + kikis → mengikis*, me- + gotong → menggotong, me- + hias → menghias.
5. me- → menge-, jika kata dasar hanya satu suku kata. Contoh: me- + bom → mengebom, me- + tik → mengetik, me- + klik → mengeklik.
6. me- → meny-, jika huruf pertama adalah s*. Contoh: me- + sapu → menyapu*.
Huruf dengan tanda * memiliki sifat-sifat khusus:
1. Dilebur jika huruf kedua kata dasar adalah huruf vokal. Contoh: me- + tipu → menipu, me- + sapu → menyapu, me- + kira → mengira.
2. Tidak dilebur jika huruf kedua kata dasar adalah huruf konsonan. Contoh: me- + klarifikasi → mengklarifikasi.
3. Tidak dilebur jika kata dasar merupakan kata asing yang belum diserap secara sempurna. Contoh: me- + konversi → mengkonversi.
Aturan khusus
Ada beberapa aturan khusus pembentukan kata turunan, yaitu:
1. ber- + kerja → bekerja (huruf r dihilangkan)
2. ber- + ajar → belajar (huruf r digantikan l)
3. pe + perkosa → pemerkosa (huruf p luluh menjadi m)
4. pe + perhati → pemerhati (huruf p luluh menjadi m)
Jenis imbuhan dalam bahasa Indonesia dapat dikelompokkan menjadi:
1. Imbuhan sederhana; hanya terdiri dari salah satu awalan atau akhiran.
1. Awalan: me-, ber-, di-, ter-, ke-, pe-, per-, dan se-
2. Akhiran: -kan, -an, -i, -lah, dan -nya
2. Imbuhan gabungan; gabungan dari lebih dari satu awalan atau akhiran.
1. ber-an
2. di-kan dan di-i
3. diper-kan dan diper-i
4. ke-an dan ke-i
5. me-kan dan me-i
6. memper-kan dan memper-i
7. pe-an
8. per-an
9. se-an
10. ter-kan dan ter-i
3. Imbuhan spesifik; digunakan untuk kata-kata tertentu (serapan asing).
1. Akhiran: -man, -wan, -wati, dan -ita.
2. Sisipan: -in-,-em-, -el-, dan -er-.
Awalan me-
Pembentukan dengan awalan me- memiliki aturan sebagai berikut:
1. tetap, jika huruf pertama kata dasar adalah l, m, n, q, r, atau w. Contoh: me- + luluh → meluluh, me- + makan → memakan.
2. me- → mem-, jika huruf pertama kata dasar adalah b, f, p*, atau v. Contoh: me- + baca → membaca, me- + pukul → memukul*, me- + vonis → memvonis, me- + fasilitas + i → memfasilitasi.
3. me- → men-, jika huruf pertama kata dasar adalah c, d, j, atau t*. Contoh: me- + datang → mendatang, me- + tiup → meniup*.
4. me- → meng-, jika huruf pertama kata dasar adalah huruf vokal, k*, g, h. Contoh: me- + kikis → mengikis*, me- + gotong → menggotong, me- + hias → menghias.
5. me- → menge-, jika kata dasar hanya satu suku kata. Contoh: me- + bom → mengebom, me- + tik → mengetik, me- + klik → mengeklik.
6. me- → meny-, jika huruf pertama adalah s*. Contoh: me- + sapu → menyapu*.
Huruf dengan tanda * memiliki sifat-sifat khusus:
1. Dilebur jika huruf kedua kata dasar adalah huruf vokal. Contoh: me- + tipu → menipu, me- + sapu → menyapu, me- + kira → mengira.
2. Tidak dilebur jika huruf kedua kata dasar adalah huruf konsonan. Contoh: me- + klarifikasi → mengklarifikasi.
3. Tidak dilebur jika kata dasar merupakan kata asing yang belum diserap secara sempurna. Contoh: me- + konversi → mengkonversi.
Aturan khusus
Ada beberapa aturan khusus pembentukan kata turunan, yaitu:
1. ber- + kerja → bekerja (huruf r dihilangkan)
2. ber- + ajar → belajar (huruf r digantikan l)
3. pe + perkosa → pemerkosa (huruf p luluh menjadi m)
4. pe + perhati → pemerhati (huruf p luluh menjadi m)
Thursday, August 1, 2013
Kesal
Kesal, Jenuh, Gondok, kesuh, MAd, Gelo, Enek, kecewa, tidak sesuai harapan, payah, ah sudah lah , nulis apa si aku, fungsi bahasa indonesia, tempe, me-me-k, ee, tahi, ngasu, segawon, jembus, wedhut, asal, blognya, terindeks google, dengan baik, nulis alajf, aja ngga apa, apa deh, gjasdn,
Subscribe to:
Posts (Atom)