Thursday, October 3, 2013

Bahasa Gaul bukan Bahasa Indonesia

Pada era saat ini bahasa Indonesia yang digunakan dalam percakapan sehari-hari merupakan bahasa Indonesia tidak baku yang telah mengalami banyak perubahan. Perubahan ini biasanya disesuaikan dengan daerah tinggal setiap orang. Perubahan yang terjadi ada yang merupakan campuran dengan bahasa daerah atau ada juga dengan bahasa inggris atau bahasa GAUL.

Semisal kata "saya" menjadi "gue" dan "kamu menjadi "loe".
Perubahan semacam ini dapat merusak bahasa Indonesia sehingga sebaiknya perlu diperhatikan penggunaan bahasa-bahasa sehari2(bahasa gaul) agar tidak membuat rancu penggunaan bahasa Indonesia yang sesuai kaidah.

Monday, September 9, 2013

Perempuan Cewek Indonesia-Puisi

Cewek Indonesia itu cantik-cantik
yang cantik
baik-baik..
yang baik..
ramah-ramah
yang ramah...
tertib-tertib
yang tertib...
tapi tidak semua
tetaplah ada bagian yang merupakan ingkaran
namun
tetaplah berpikir positif...
karena lebih baik melihat diri sendiri terlebih dahulu
kemudian menatap orang lain..

alaah apa si ini

Tuesday, September 3, 2013

Aturan Penulisan HURUF KAPITAL dan MIRING

HURUF KAPITAL
Dalam Pedoman Umum EYD terdapat beberapa kaidah penulisan huruf kapital. Berikut ini disajikan beberapa hal yang masih perlu kita perhatikan.
 Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama pada awal kalimat.
Contoh: Dia mengantuk; Apa maksudnya?; dll.
 Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung.
Contoh: Adik bertanya:”Kapan kita pulang?”
 Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam menulis ungkapan yang berhubungan dengan hal keagamaan, kitab suci, dan nama Tuhan, termasuk kata ganti untuk Tuhan.
Contoh: Allah, Yang Mahakuasa, Atas rahmat-Mu (bukan atas rahmatmu), dll.
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama untuk menuliskan kata-kata, seperti, imam, makmum, doa, puasa, dan misa.
 Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang.
Contoh: Sultan Hasanuddin, Nabi Muhammad, Imam Hanafi, dll.
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan jika tidak diikuti nama orang.
Contoh: Seorang nabi adalah utusan Tuhan, Sebagai seorang sultan, dia patut dihormati, dll.
 Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang, nama instansi, atau nama tempat.
Contoh: Gubernur Bali, Gubernur Fauzi Bowo, Kepala Kantor Wilayah, dll.
Nama jabatan dan pangkat itu tidak ditulis dengan huruf kapital jika tidak diikuti nama orang, nama instansi, atau nama tempat.
Contoh: Siapa yang dilantik menjadi gubernur?, Ayah dia seorang jenderal bintang tiga.
 Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa.
Contoh: bangsa Indonesia, suku Banjar, bahasa Perancis.
Perhatikan penulisan berikut!
Mengindonesiakan kata-kata asing; keingris-ingrisan
Perhatikan juga bahwa yang dituliskan dengan huruf kapital hanya nama bangsa, nama suku, dan nama bahasa, sedangkan kata bangsa, suku, dan bahasa ditulis dengan huruf kecil saja.
Contoh: bangsa Indonesia; suku Banjar; bahasa Perancis.
 Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan peristiwa sejarah.
Contoh: tahun Hijriah; bulan Agustus; hari Waisak; perang Salib; Republik Indonesia.
 Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama khas geografi.
Contoh: Sungai Barito; Danau Toba; Asia Tenggara; Pulau Bangka; Gunung Semeru.
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata-kata umum:
Contoh: dia hanyut di sungai; gunung mana yang akan kita daki?
 Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama resmi badan, lembaga pemerintahan, dan ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi.
Contoh: Majelis Permusyawaratan Rakyat; Undang-Undang Dasar 1945.
Tapi perhatikan!
menurut undang-undang dasar kita, Saudara dapat dijatuhi hukuman berat.
 Huruf kapital dipakai dalam singkatan nama gelar dan sapaan.
Contoh: Dr. M.A. S.H. Sdr.
 Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan seperti bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan paman yang dipakai sebagai kata ganti sapaan.
Contoh: Kapan Bapak berangkat?; Mau kemana, Bu?
Namun, perhatikan!
*Kita harus menghormati ibu kita!
 Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata ganti orang kedua (Anda)
Contoh: Tahukah Anda tentang kabar itu?; Saudara diundang ke rumah
HURUF MIRING
 Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam keterangan.
Contoh: Sudahkah anda membaca koran Kompas hari ini?
 Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan kata nama ilmiah atau ungkapan asing.
Contoh: Nama latin untuk tanaman padi adalah Oriza sativa.
 Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, atau kelompok kata.
Contoh: Huruf pertama kata dunia adalah d; Buatlah sebuah karangan dengan tema lingkunganku!

Sunday, September 1, 2013

Metode Penulisan



A.    Metode Penulisan
Dalam melakukan penyusunan Laporan Praktik Kerja Lapangan penulis menggunakan empat metode untuk mengumpulkan, mengolah, dan menganalisis data yaitu:
1.      Metode kepustakaan
Penulis menggunakan berbagai sumber kepustakaan seperti buku, artikel, majalah, dan peraturan-peraturan perpajakan serta sumber lainnya yang berhubungan dengan masalah yang akan dibahas. Metode kepustakaan ini digunakan untuk memberikan gambaran mengenai pengolahan data dan informasi serta memberikan pemahaman mengenai konsep dan landasan teori untuk mengolah dan menganalisis permasalahan yang akan dibahas oleh penulis.
2.      Metode observasi
Dalam metode observasi, penulis melakukan pengamatan langsung di Kantor Pajak Pratama Purbalingga guna memperoleh  dan data yang valid dan relevan  mengenai perangkat server dan jaringan.
3.      Metode wawancara
Penulis melakukan pengumpulan keterangan-keterangan yang dibutuhkan dengan kegiatan wawancara langsung kepada narasumber

Thursday, August 29, 2013

Penulisan Kata

penulisan kata
Berikut adalah ringkasan pedoman umum penulisan kata.
1. Kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan. Contoh: Ibu percaya bahwa engkau tahu.
2. Kata turunan (lihat pula penjabaran di bagian Kata turunan)
1. Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasar. Contoh: bergeletar, dikelola [1].
2. Jika kata dasar berbentuk gabungan kata, awalan atau akhiran ditulis serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya. Tanda hubung boleh digunakan untuk memperjelas. Contoh: bertepuk tangan, garis bawahi
3. Jika kata dasar berbentuk gabungan kata mendapat awalan dan akhiran sekaligus, unsur gabungan ditulis serangkai. Tanda hubung boleh digunakan untuk memperjelas. Contoh: menggarisbawahi, dilipatgandakan.
4. Jika salah satu unsur gabungan hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan kata ditulis serangkai. Contoh: adipati, mancanegara.
5. Jika kata dasar huruf awalnya adalah huruf kapital, diselipkan tanda hubung. Contoh: non-Indonesia.
3. Bentuk ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung, baik yang berarti tunggal (lumba-lumba, kupu-kupu), jamak (anak-anak, buku-buku), maupun yang berbentuk berubah beraturan (sayur-mayur, ramah-tamah).
4. Gabungan kata atau kata majemuk
1. Gabungan kata, termasuk istilah khusus, ditulis terpisah. Contoh: duta besar, orang tua, ibu kota, sepak bola.
2. Gabungan kata, termasuk istilah khusus, yang mungkin menimbulkan kesalahan pengertian, dapat ditulis dengan tanda hubung untuk menegaskan pertalian. Contoh: alat pandang-dengar, anak-istri saya.
3. Beberapa gabungan kata yang sudah lazim dapat ditulis serangkai. Lihat bagian Gabungan kata yang ditulis serangkai.
5. Kata ganti (kau-, ku-, -ku, -mu, -nya) ditulis serangkai. Contoh: kumiliki, kauambil, bukumu, miliknya.
6. Kata depan atau preposisi (di [1], ke, dari) ditulis terpisah, kecuali yang sudah lazim seperti kepada, daripada, keluar, kemari, dll. Contoh: di dalam, ke tengah, dari Surabaya.
7. Artikel si dan sang ditulis terpisah. Contoh: Sang harimau marah kepada si kancil.
8. Partikel
1. Partikel -lah, -kah, dan -tah ditulis serangkai. Contoh: bacalah, siapakah, apatah.
2. Partikel -pun ditulis terpisah, kecuali yang lazim dianggap padu seperti adapun, bagaimanapun, dll. Contoh: apa pun, satu kali pun.
3. Partikel per- yang berarti "mulai", "demi", dan "tiap" ditulis terpisah. Contoh: per 1 April, per helai.
9. Singkatan dan akronim. Lihat Wikipedia:Pedoman penulisan singkatan dan akronim.
10. Angka dan bilangan. Lihat Wikipedia:Pedoman penulisan tanggal dan angka.

Fungsi Bahasa

Konsep bahasa adalah alat untuk menyampaikan pikiran. Bahasa adalah alat untuk beriteraksi atau alat untuk berkomunikasi, dalam arti alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau perasaan.
Bagi sosiolinguistik konsep bahwa bahasa adalah alat atau berfungsi untuk menyampaikan pikiran dianggap terlalu sempit, sebab yang menjadi persoalan sosiolinguistik adalah “who speak what language to whom, when and to what end”. Oleh karena itu fungsi-fungsi bahasa dapat dilihat dari sudut penutur, pendengar, topic, kode dan amanat pembicaraan.
  1. Fungsi Personal atau Pribadi
Dilihat dari sudut penutur, bahasa berfungsi personal. Maksudnya, si penutur menyatakan sikap terhadap apa yang dituturkannya. Si penutur bukan hanya mengungkapkan emosi lewat bahasa, tetapi juga memperlihatkan emosi itu sewaktu menyampaikan tuturannya. Dalam hal ini pihak pendengar juga dapat menduga apakah si penutur sedang sedih, marah atau gembira.
  1. Fungsi Direktif
Dilihat dari sudut pendengar atau lawan bicara, bahasa berfungsi direktif, yaitu mengatuf tingkah laku pendengar. Di sini bahasa itu tidak hanya membuat si pendengar melakukan sesuatu, tetapi melakukan kegiatan yang sesuai dengan yang dikehendaki pembicara.
  1. Fungsi Fatik
Bila dilihat segi kontak antara penutur dan pendengar, maka bahasa bersifat fatik. Artinya bahasa berfungsi menjalin hubungan, memelihara, memperlihatkan perasaan bersahabat atau solidaritas sosial. Ungkapan-ungkapan yang digunakan biasanya sudah berpola tetap, seperti pada waktu pamit, berjumpa atau menanyakan keadaan. Oleh karena itu, ungkapan-ungkapan ini tidak dapat diterjemahkan secara harfiah.
Ungkapan-ungkapan fatik ini biasanya juga disertai dengan unsur paralinguistik, seperti senyuman, gelengan kepala, gerak gerik tangan, air muka atau kedipan mata. Ungkapan-ungkapan tersebut jika tidak disertai unsure paralinguistik tidak mempunyai makna.
  1. Fungsi Referensial
Dilihat dari topik ujaran bahasa berfungsi referensial, yaitu berfungsi untuk membicarakan objek atau peristiwa yang ada disekeliling penutur atau yang ada dalam budaya pada umumnya. Fungsi referensial ini yang melahirkan paham tradisional bahwa bahasa itu adalah alat untuk menyatakan pikiran, untuk menyatakan bagaimana si penutur tentang dunia di sekelilingnya.
  1. Fungsi Metalingual atau Metalinguistik
Dilihat dari segi kode yang digunakan, bahasa berfungsi metalingual atau metalinguistik. Artinya, bahasa itu digunakan untuk membicarakan bahasa itu sendiri. Biasanya bahasa digunakan untuk membicarakan masalah lain seperti ekonomi, pengetahuan dan lain-lain. Tetapi dalam fungsinya di sini bahasa itu digunakan untuk membicarakan atau menjelaskan bahasa. Hal ini dapat dilihat dalam proses pembelajaran bahasa di mana kaidah-kaidah bahasa dijelaskan dengan bahasa.
  1. Fungsi Imajinatif
Jika dilihat dari segi amanat (message) yang disampaikan maka bahasa itu berfungsi imajinatif. Bahasa itu dapat digunakan untuk menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan; baik yang sebenarnya maupun yang hanya imajinasi (khayalan) saja. Fungsi imaginasi ini biasanya berupa karya seni (puisi, cerita, dongeng dan sebagainya) yang digunakan untuk kesenangan penutur maupun para pendengarnya.

Fungsi & Kedudukan Bahasa Indonesia

Bahasa mempunyai dua makna dasar yaitu suatu konsep abstrak dan juga sebagai suatu sistem linguistik yang memiliki sifat spesifik. Bahasa Indonesia merupakan contoh arti dasar sistem linguistik yang spesifik.

Fungsi Bahasa dapat dikategorikan menjadi dua yaitu fungsi umum dan fungsi khusus.
1. Sebagai alat yang dapat dipakai untuk mengungkapkan dan mengekspresikan perasaan.
Dengan menggunakan bahasa manusia dapat mengungkapkan maksud, gambaran, dan perasaan yang ada di hati dan pikiran kita secara terbuka. Ada dua alasan yang merangsang kita untuk berbahasa yaitu untuk menarik perhatian orang lain dan untuk membebaskan diri dari tekanan emosi.

2. Sebagai alat komunikasi.
Bahasa adalah  penyalur maksud seseorang yang memungkinkan masyarakat untuk dapat bekerjasama. Ekspresi diri mengakibatkan terjadinya komunikasi. Penggunaan bahasa sebagai alat komunikasi,berarti memiliki maksud agar para pembaca maupun pendengar menjadi sasaran paling utama perhatian seseorang.  Bahasa bisa dibilang komunikatif karena sifatnya yang umum. Sebagai makhluk sosial yang membutuhkan orang lain sebagai teman berkomunikasi, manusia menggunakan dua cara berkomunikasi, yakni verbal dan non-verbal.
Komunikasi verbal dilakukan melalui alat/media bahasa (tulis dan lisan), sedangkan komunikasi  non-verbal dilakukan melalui media berupa aneka simbol, kode, isyarat, serta bunyi seperti mercusuar, sirine, tanda lalu lintas kemudian diterjemahkan ke bahasa manusia yang dipahami secara umum.

3. Sebagai alat berintegrasi dan beradaptasi sosial.
Ketika beradaptasi di lingkungan sosial, seseorang akan menggunakan bahasa tergantung situasi dan kondisi yang dihadapi. Seseorang  akan memakai bahasa yang tidak standar ketika berbicara kepada teman dan memakai bahasa standar saat berbicara kepada orang yang lebih tua atau yang dihormati. Seseorang yang mampu menguasai bahasa suatu kaum, suku, bangsa akan lebih mudah berbaur, menyatu, dan menyesuaikan diri dengan lingkungan dimana dia berada.

4. Sebagai alat kontrol Sosial.
Bahasa berfungsi sebagai alat kontrol sosial yang dapat memengaruhi tingkah laku, sikap, serta tutur kata orang. Kontrol sosial bisa diterapkan pada diri sendiri dan juga masyarakat.


1. Mengadakan hubungan dalam pergaulan sehari- hari.
Manusia merupakan makhluk sosial yang membutuhkan komunikasi. Komunikasi tersebut dapat menggunakan bahasa formal dan non-formal.
2. Mewujudkan Seni (Sastra).
Bahasa bisa digunakan untuk mengungkapkan perasaan melalui media seni seperti puisi,syair, prosa dan lain-lain. Kadang kala bahasa yang dipakai memiliki makna konotasi yang membutuhkan pemahaman lebih untuk mengartikan makna yang terkandung.
3. Mempelajari bahasa- bahasa kuno.
Baasa dapt digunakan untuk mengetahui hal-hal atau peristiwa sejarah dari peninggalan tulisan-tulisan kuno
4. Mengeksploitasi IPTEK.
Pengetahuan yang ditemukan dan terus dikembangkan dapat didokumentasi agar tidak hilang dengan menggunakan bahasa atau tulisan.

Fungsi dan Kedudukan Bahasa Indonesia


Penjelasan fungsi  bahasa Indonesia terdapat dalam UU No. 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, Lambang Negara, dan Lagu Kebangsaan. Pada Bagian Kesatu, Umum, Pasal 25  dijabarkan sebagai berikut:


 Klik link diatas untuk membaca selengkapnya tentang fungsi dan kedudukan bahasa indonesia

Wednesday, August 28, 2013

Bahasa Indonesia Bahasa Persatuan

Pada masa perjuangan kemerdekaan Indonesia, Para pemuda dari seluruh Indonesia berkumpul dalam sebuah kongres yaitu Sumpah Pemuda. Dalam Kongres yang berlangsung dua kali tersebut dihasilkanlah Sumpah Pemuda yang salah satu isinya adalah
"Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia."

Kedudukan bahasa Indonesia sangat penting. Bahasa Indonesia adalah alat komunikasi pemersatu bangsa pada masa perjuangan kemerdekaan Indonesia. Bahasa Indonesia menjembatani perbedaan bahasa daerah masing-masing kemudian menyatukan perasaan seluruh bangsa Indonesia bahwa mereka adalah satu dan harus berjuan bersama melawan penjajah.

Thursday, August 22, 2013

X Factor Indonesia 2014


X Factor Indonesia kemungkinan akan segera digelar, kontes menyenyi nomer satu di Indonesia ini telah melahirkan banyak bintang berbakat yang memiliki potensi besar. Sebut saja Fatin Sidqia, Mika Angelo dll. Jangan sampai terlewatkan untuk mendaftar. Lihat info selengkapnya di

INFO X FACTOR INDONESIA

Thursday, August 8, 2013

Penulisan Imbuhan dalam Bahasa Indonesia

Jenis imbuhan
Jenis imbuhan dalam bahasa Indonesia dapat dikelompokkan menjadi:
1. Imbuhan sederhana; hanya terdiri dari salah satu awalan atau akhiran.
1. Awalan: me-, ber-, di-, ter-, ke-, pe-, per-, dan se-
2. Akhiran: -kan, -an, -i, -lah, dan -nya
2. Imbuhan gabungan; gabungan dari lebih dari satu awalan atau akhiran.
1. ber-an
2. di-kan dan di-i
3. diper-kan dan diper-i
4. ke-an dan ke-i
5. me-kan dan me-i
6. memper-kan dan memper-i
7. pe-an
8. per-an
9. se-an
10. ter-kan dan ter-i
3. Imbuhan spesifik; digunakan untuk kata-kata tertentu (serapan asing).
1. Akhiran: -man, -wan, -wati, dan -ita.
2. Sisipan: -in-,-em-, -el-, dan -er-.
Awalan me-
Pembentukan dengan awalan me- memiliki aturan sebagai berikut:
1. tetap, jika huruf pertama kata dasar adalah l, m, n, q, r, atau w. Contoh: me- + luluh → meluluh, me- + makan → memakan.
2. me- → mem-, jika huruf pertama kata dasar adalah b, f, p*, atau v. Contoh: me- + baca → membaca, me- + pukul → memukul*, me- + vonis → memvonis, me- + fasilitas + i → memfasilitasi.
3. me- → men-, jika huruf pertama kata dasar adalah c, d, j, atau t*. Contoh: me- + datang → mendatang, me- + tiup → meniup*.
4. me- → meng-, jika huruf pertama kata dasar adalah huruf vokal, k*, g, h. Contoh: me- + kikis → mengikis*, me- + gotong → menggotong, me- + hias → menghias.
5. me- → menge-, jika kata dasar hanya satu suku kata. Contoh: me- + bom → mengebom, me- + tik → mengetik, me- + klik → mengeklik.
6. me- → meny-, jika huruf pertama adalah s*. Contoh: me- + sapu → menyapu*.
Huruf dengan tanda * memiliki sifat-sifat khusus:
1. Dilebur jika huruf kedua kata dasar adalah huruf vokal. Contoh: me- + tipu → menipu, me- + sapu → menyapu, me- + kira → mengira.
2. Tidak dilebur jika huruf kedua kata dasar adalah huruf konsonan. Contoh: me- + klarifikasi → mengklarifikasi.
3. Tidak dilebur jika kata dasar merupakan kata asing yang belum diserap secara sempurna. Contoh: me- + konversi → mengkonversi.
Aturan khusus
Ada beberapa aturan khusus pembentukan kata turunan, yaitu:
1. ber- + kerja → bekerja (huruf r dihilangkan)
2. ber- + ajar → belajar (huruf r digantikan l)
3. pe + perkosa → pemerkosa (huruf p luluh menjadi m)
4. pe + perhati → pemerhati (huruf p luluh menjadi m)

Thursday, August 1, 2013

Kesal

Kesal, Jenuh, Gondok, kesuh, MAd, Gelo, Enek, kecewa, tidak sesuai harapan, payah, ah sudah lah , nulis apa si aku, fungsi bahasa indonesia, tempe, me-me-k, ee, tahi, ngasu, segawon, jembus, wedhut, asal, blognya, terindeks google, dengan baik, nulis alajf, aja ngga apa, apa deh, gjasdn,

Monday, June 24, 2013

Borobudur Indonesia

Borobudur, Indonesia
adalah salah satu keajaiban dunia yang terletak di Indonesia.
Candi budha yang terletak di Magelang, Jawa Tengah ini sungguh memukau karena dengan ukuran yang sangat besar sangat menaakjubkan buisa membuat bangunan sebesar ini pada masa kerajaan dengan teknologi terbatas.